Masyarakat Indonesia sudah sangat familiar dengan pohon pisang, hampir sangat mudah kita jumpai pohon-pohon pisang tersebut di daerah-daerah pedesaan yang banyak tersebar di areal pekarangan-pekarangan penduduk. Pada umumnya mereka menanam pisang terutama hanya untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong dan jarang yang diupayakan secara profesional terlihat dari banyaknya pohon pisang dalam satu rumpun dan tidak dipupuk sehingga mengakibatkan produktivitas dan kualitas pisang yang dihasilkan rendah. Padahal apabila kebun pisang tersebut dikelola secara optimal maka produktivitas meningkat bahkan bisa mencapai 57 ton/hektar/tahun dengan setiap tandan lebih dari 25 kg dan kualitas pisang yang bagus.
Mengapa tidak banyak atau jarang masyarakat mengupayakan kebun pisangnya secara profesional ? Beberapa faktor penyebabnya diperkirakan sebagai berikut,
pertama, tidak punya akses pasar untuk produk pisang tersebut.
Kedua, tidak memiliki kemampuan teknik budidaya yang memadai.
Ketiga, lemahnya kemampuan manajerial. Berdasarkan analisis di atas, sehingga apabila ketiga faktor tersebut bisa diatasi maka InsyaAllah usaha perkebunan pisang tersebut bisa sukses. Pada dasarnya saat ini juga ada cukup banyak yang sukses dengan bisnis pisang ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal tersebut seharusnya bisa sebagai referensi dan motivasi untuk meningkatkan usaha perkebunan pisang tersebut.
Bagi kelompok tani, koperasi dan semacamnya yang tertarik untuk mengoptimalkan lahan sekaligus mengoptimalkan berkebun pisangnya, ada sebuah peluang kerjasama dengan exporter pisang yang sudah sangat berpengalaman yakni lebih dari 40 tahun.
Spesifikasi lahan yang dibutuhkan adalah luas minimal 300 hektar dengan lokasi berada pada ketinggian minimal 500 mdpl dan ada sumber air yang mencukupi. Faktor pendudukung seperti akses dan infrastruktur yang memadai sampai pelabuhan export juga menjadi nilai tambah tersendiri. Dengan pola kerjasama ini maka ketiga faktor penghambat di atas, insyaAllah bisa diatasi dan gairah petani atau masyarakat untuk mengoptimalkan perkebunan pisangnya tumbuh kembali.
Lebih dari itu bahwa gedebog atau batang pisang yang sudah ditebang tersebut juga sangat bagus untuk pakan ternak seperti domba, kambing dan sapi sebagai sumber serat. Pohon-pohon kaliandra juga bisa ditanam pada dataran tinggi tersebut sebagai sumber protein dengan pemanfaatan daunnya. Daun kaliandra yang termasuk tanaman polong-polongan (leguminoceae) memang kaya protein karena akar pohon tersebut bersimbiosis dengan bakteri yang bisa mengikat nitrogen dari atmosfer. Untuk menjadi pakan yang lengkap selanjutnya nanti ditambahkan vitamin dan mineral, selain sumber serat dan protein di atas. Selanjutnya kotoran ternak tersebut akan menjadi pupuk organik yang sangat bagus untuk perkebunan pisang tersebut. Dengan integrasi perkebunan dan peternakan tersebut maka aktivitas ekonomi bisa optimal dan berkelanjutan.
Apabila ada kelompok tani, koperasi dan semacamnya yang tertarik dengan peluang ini, silahkan berkirim email ke eko.sb.setyawan@gmail.com
Sistem pertanian terintegrasi dengan lumbung energi ya pak kalo dengan Kaliandra.
BalasHapusBisa juga begitu, tetapi untuk tahap awal bisa fokus untuk peternakan dulu.
BalasHapus